Minggu, 18 Desember 2011

Cinta Itu Anugerah

“Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari Atas,
diturunkan dari Tuhan segala terang; pada-Nya tidak ada
perubahan atau bayangan karena pertukaran.”
Kata orang, ada tiga hal yang tidak bisa diatur oleh manusia yaitu kelahiran, jodoh (pernikahan), dan kematian. Kayaknya memang benar kelahiran dan kematian tidak bisa ditentukan oleh manusia, karena kita tidak tahu kapan kita dilahirkan dan kapan kita meninggal. Tetapi, benarkah jodoh atau pernikahan tidak bisa diatur oleh manusia? Pertanyaannya, kalau bisa diatur oleh manusia, kenapa ada orang yang tidak menikah? Jadi, benarkah jodoh adalah anugerah Tuhan?
Kita tahu zaman sekarang ini banyak pria dan wanita dewasa yang seharusnya sudah memiliki pasangan ternyata masih melajang. Rubrik jodoh, chating di internet, Take Me Out Indonesia (acara yang sedang ditayangkan di Indosiar), menjadi ajang untuk mencari jodoh. Memang tidak sedikit yang berhasil mendapatkan pasangannya melalui cara seperti itu.
Kita juga percaya bahwa tidak ada satu pun pertemuan yang terjadi secara kebetulan. Kalau kita pikirkan, setiap hari kita bertemu dengan banyak orang, tetapi belum tentu kita bisa mengenal orang-orang itu. Seandainya pun kita mengenalnya, belum tentu kita tertarik dan saling menyukai, serta cocok sehingga dapat berlanjut ke jenjang pernikahan.
Jadi sekarang, percayakah Anda kalau Jodoh atau pasangan Anda adalah Anugerah Tuhan?
Memang tidak mudah menyatukan dua orang yang berbeda latar belakang keluarga, cara pendidikan yang diajarkan oleh orang tua, kebiasaan keluarga di mana seseorang dibesarkan, dan lain sebagainya.
Veronica Saputra, direktur perusahaan swasta yang telah menikah hampir 35 tahun mengatakan, “Pernikahan itu adalah suatu keputusan dan komitmen untuk terus hidup bersama dengan orang yang telah saya pilih dalam susah ataupun senang.” Veronica menyadari sejak awal kalau pasangannya adalah belahan jiwanya. Karena dulu ketika berencana melangsungkan pernikahan dengan pacarnya Arthur Saputra, dia mempunyai pengertian bahwa menikah berarti hidup bersama dengan orang yang dicintai dan mencintai dirinya dengan mendapat restu dari Tuhan serta orang tua.
Ketika Tuhan sudah mempertemukan dan menyatukan dua anak manuasia dalam suatu ikatan pernikahan kudus, seperti dikatakan dalam firman Tuhan “Mereka bukan lagi dua tetapi satu”, tentunya kesatuan itu harus dijaga dan dipelihara. Karena, pernikahan adalah tentang memulai kehidupan baru bersama pasangan kita. Banyak hal yang baru disadari ketika sudah hidup bersama dalam satu atap; perbedaan-perbedaan dan penyesuaian diri terhadap satu sama lain.
Mengutip cuplikan rubrik Konsultasi Psikologi Kompas, Minggu, 15 Pebruari 2009, dikatakan Perkawinan dapat menjadi sumber kebahagiaan terbesar kita, tetapi bisa juga merupakan sumber stres yang terkuat dalam hidup.” Menyadari kenyataan seperti itu yang akan dihadapi oleh pasangan pengantin baru, sekarang ini mulai disosialisasikan seminar ataupun workshop pembinaan pranikah. Isinya tentang bagaimana mengenali pasangan Anda melalui interaksi dan pengetahuan yang dipaparkan oleh pakar bidang keluarga, seperti Pak Bambang dan Ibu Hani Syumanjaya, yang suka saya dengar programnya melalui siaran radio. Perlukah pengetahuan yang disampaikan di dalam kelas pembinaan pranikah ini? Apa saja yang dibahas dalam kelas ini?
Mungkin buat orang muda yang belum dan baru akan menikah mengatakan, Ah, repot sekali mau menikah saja harus belajar!” Memang tujuannya adalah agar setiap peserta diharapkan lebih mengerti arti pernikahan yang sesungguhnya, dan menjadi semakin siap dalam memasuki bahtera kehidupan bersama.
Pre-marital session itu sangat perlu, kata Veronica. “Tetapi, itu harus disampaikan oleh sepasang suami istri hamba Tuhan yang sudah lama menikah sehingga mereka tahu persis problem-problem umum dalam rumah tangga. Dan, nasihatnya dapat diterima oleh pasangan yang akan menikah itu. Juga hamba Tuhan itu harus betul-betul mengerti dan menghayati Firman Tuhan, sehingga mereka bisa membimbing pribadi-pribadi yang akan menikah, baik dalam bentuk nasihat, doa, maupun pelayanan pelepasan sehingga mereka betul-betul siap menjadi suami istri. Bukan hanya siap secara jasmani, tetapi juga terlebih secara rohani.
Dalam perjalanan pernikahan Veronica yang sudah berlangsung demikian lama tentu tidak sedikit suka duka yang telah dialami bersama suami. Juga dalam membesarkan sepasang anak yang telah dewasa. Dia tidak segan-segan membagikan pengalamannya kepada para pasangan muda untuk menjaga keharmonisan pernikahan, yaitu “Dengan bersandar pada Tuhan sepenuhnya dan banyak berdoa. Setia terhadap pasangan, berusaha untuk selalu tenang dan sabar, menjadi pendengar yang baik, dan menjadi penolong yang sepadan. Juga tidak menuntut pasangan melebihi kemampuannya serta berusaha untuk senantiasa tampil rapi secara jasmani maupun rohani.
Tidak mudah menjalankan semua nasihat yang disampaikan oleh Veronica itu. Namun, kita harus mengerti bahwa pernikahan itu adalah suatu rencana Tuhan yang indahyang hanya bisa terwujud ketika kita taat pada Firman-Nya. Pasangan kita adalah belahan jiwa yang dianugerahkan Tuhan sehingga kita tidak boleh menyia-nyiakannya.
Veronica yang juga sudah memiliki sepasang cucu memberikan tips-nya untuk pasangan muda. Katanya, bagaikan sepasang tangan, ada lima do’s dan lima don’ts yang perlu diingat dan dijalankan agar pernikahan mereka bisa langgeng.
The do’s:
  1. Takutlah akan Tuhan (kalau takut akan Tuhan maka kita tidak akan melakukan hal-hal yang menyakiti pasangan kita walaupun ketika berjauhan). Untuk itu, berdoalah bersama dan bacalah Alkitab.
  2. Berkomunikasilah dan jadilah pendengar yang baik bagi pasangan kita.
  3. Belajarlah koreksi diri, hargai pasangan anda, jangan saling menyalahkan, dan jangan gengsi untuk minta maaf atau memaafkan.
  4. Bertanggung jawablah sebagaimana mestinya, namun bertolong-tolonganlah ketika pasangan Anda dalam kesulitan memenuhi tanggung jawabnya.
  5. Ingatlah selalu janji pernikahan, yaitu untuk menerima pasangan kita dalam susah maupun senang, sakit maupun sehat, sampai Tuhan menjemput.
The don’ts:
Jangan mendustai pasangan kita dengan alasan apa pun karena begitu Anda mulai berdusta maka status Anda pindah menjadi Anak Iblis dan Anda akan terus menutupi dusta dengan dusta, sehingga akhirnya perilaku Anda serupa dengan perilaku iblis, dan dampaknya dapat dibayangkan sendiri.
Jangan pernah membandingkan pasangan kita dengan orang lain/pasangan orang lain ketika sedang kecewa dengan pasangan kita (karena rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau dari jauh).
Jangan hanya berfokus pada sisi negatifnya, tetapi lihatlah sisi-sisi positif pasangan kita juga.
Jangan sembarang sharing ketika menghadapi masalah, tetapi carilah nasihat dari hamba Tuhan atau teman atau saudara seiman yang Anda tahu persis kehidupan rohaninya.
Last but not least, mengucap syukurlah dalam segala hal, dan percayalah bahwa Tuhan selalu turut serta dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikkan bagi orang yang mengasihi Dia.
Jadi, menikahlah dengan orang yang Anda cintai, karena CINTA itu ANUGERAH dan cintailah orang yang Anda nikahi, sampai kematian memisahkan Anda berdua…. Love you!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar